Minggu, 12 Juni 2011

Ipad dan Laptop, Pemicu Insomnia

TEMPO Interaktif, Amerika Serikat - Kalau anda gemar "bermain" dengan komputer jinjing dan telepon pintar sebelum istirahat malam, anda harus waspada, insomnia ataususah tidur mengintai.

Penelitian dari Northwestern University memaparkan, benda elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata, seperti laptop, telepon pintar dan Apple iPad dapat mengganggu kerja otak dan merusak sistem jam biologis tubuh.

Phyllis Zee, seorang ahli saraf dari Northwestern University mengatakan apabila anda kerap menyalakan notebook atau iPad sebelum tidur, cahanyanya dapat memicu atau menstimulasi otak untuk membuat kita terbangun dan menunda keinginan untuk tidur. "Akibatnya, mengganggu jam biologis anda," katanya.

Zee yang juga menjabat sebagai Direktor of the school's Center for Sleep & Circadian Biology khawatir pancaran cahaya dari alat elektronik itu akan mengganggu ritme carcadian, semacam jam di dalam otak yang menentukan kapan waktunya tidur dan kapan waktunya bangun.

Hasil penelitian menunjukkan sejumlah pengguna notebook dan Apple iPad memilih menggunakan perangkat itu pada malam hari sebelum tidur, padahal pada saat itu otak anda sedang "berpikir" ini waktunya tidur dan seluruh benda yang menyala di sekitar kamar tidur harus dipadamkan atau dalam keadaan gelap.

Tidak seperti buku konvensional atau pembaca buku elektronik yang tidak memancarkan cahaya sendiri, layar iPad bersinar terang dan langsung tertuju kepada mata pembaca dalam jarak yang relatif dekat. Inilah yang membuat iPad dan laptop mengganggu pola tidur anda.

Benda elektronik lainnya, misalnya televisi tidak dianggap mengganggu karena memiliki jarak yang cukup jauh dengan mata ketika anda menontonnya. Buku konvensional juga tidak mengeluarkan sinar dan dapat dibaca karena ada pantulan cahaya dari lampu.

"Saya berharap masyarakat lebih memilih buku konvensional kemudian dibaca dengan lampu dan pastikan tidak telalu terang," kata Alon Avidan, Director of the Sleep Disorders Center UCLA. Kalau itu dilakukan, menurut dia, anda akan dapat beristirahat jauh lebih tenang.

Avidan menjelaskan, banyak syaraf penerima sinyal atau reseptor di dalam mata yang bertugas menangkap cahaya. Syaraf itu kemudian mengirim pesan ke otak dan mengatakan ini waktunya bangun. Otak kemudian "memerintahkan" tubuh seupaya berhenti mengeluarkan hormon melatonin, hormon yang membuat orang mengantuk dan membantu mengatur jam tidur. Biasanya, otak kita mulai memerintahkan untuk memproduksi hormon tersebut pada pukul 9 atau 10 malam. Namun, ketika ada cahaya yang menyinari mata, produksi hormon itu akan berkurang.

Hingga kini, tidak ada formula atau rumus khusus untuk menghitung seberapa besar cahaya yang mampu ditangkap mata supaya tidak mengganggu jam biologis kita. Karena, semua itu tergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa terang atau tajam cahaya yang masuk ke mata, berapa lama cahaya itu menyinari mata dan seberapa jauh mata kita dari sumber cahaya tadi.

0 comments: