Selasa, 14 Juni 2011

Membidik Jurusan Favorit

GELAR master asisten dokter menjadi pilihan favorit bagi mahasiswa di Amerika Serikat yang ingin mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar. Di tengah tingginya angka pengangguran di AS, permintaan akan profesi ini begitu besar.

Perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS) tahun ini diperkirakan akan meluluskan 1,6 juta sarjana strata dua (S-2). Dengan jumlah tenaga yang siap kerja bertambah tentu akan terjadi persaingan dalam merebut peluang kerja. Apalagi saat ini jumlah pengangguran di AS mencapai 9,9 persen.

Kendati begitu, minat siswa yang akan masuk perguruan tinggi tidak surut. Umumnya, minat para siswa yang ingin meneruskan ke jenjang lebih tinggi disebabkan agar mereka punya kemampuan yang lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan dunia kerja di masa mendatang. Karena itu, kebanyakan siswa di AS menganggap kuliah tidak sekadar mencari ilmu, tetapi juga bagaimana mampu mendapatkan peluang kerja dari bidang keilmuan yang mereka tekuni dalam kuliah. Menurut studi yang dilakukan majalah Forbes, studi asisten dokter menempati peringkat pertama yang menjanjikan karier di masa depan. Profesi ini umumnya akan bekerja sebagai perawat anestesi, perawat klinik spesialis, hingga direktur keperawatan. Gaji rata-rata yang ditawarkan pada sejumlah profesi di atas sebesar USD98.900 per tahun.

Ke depan diperkirakan akan ada pertumbuhan permintaan sebesar 39 persen terhadap profesi ini. Pertumbuhan tersebut juga diakumulasikan dengan kebutuhan akan penggantian tenaga kerja baru yang permintaannya mencapai 57 persen. Seperti disebutkan Forbes, salah satu orang yang beruntung mendapatkan pekerjaan sesuai bidang yang dipelajari semasa kuliah adalah Shane Tysinger yang saat ini bekerja di klinik Eden NC yang fokus pada pengobatan keluarga. Tysinger memiliki minat yang kuat pada bidang kedokteran. Sebelum bekerja di tempat yang sekarang, Tysinger sebelumnya mengajar di Sekolah Menengah Atas Davidson County, New York. Di sekolah itu dia juga mengajar perawatan kesehatan. Dia juga pernah memegang beberapa pekerjaan asisten medis sebelum menjadi guru.

Di sekolah dia selalu menjadi responden pertama untuk semua jenis darurat medis. Tetapi, Tysinger tidak puas hanya menjadi guru. Untuk itu, dia memilih program master asisten dokter selama dua tahun di Duke University pada 2006. Pilihan Tysinger rupanya tidak salah. Ketika lulus pada 2008 saat dunia sedang menghadapi resesi keuangan, tawaran menjadi asisten dokter justru tidak surut. Ditelisik dari penghasilan, profesi Tysinger saat ini lebih tinggi tiga kali lipat dari profesi guru yang sebelumnya dia geluti. ”Saya telah menemukan karier, dan saya akan terus menekuninya,” kata Tysinger seperti dikutip Forbes. Karena itu, di AS saat ini banyak yang mengikuti jejak Tysinger, kuliah strata dua (S-2) di jurusan asisten dokter. Saat ini dunia kesehatan Negeri Paman Sam membutuhkan banyak asisten dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Karena itu, tidak heran jika pekerjaan ini memberikan prospek yang bagus dan menawarkan gaji yang besar. Wajar jika majalah Forbes menempatkan program asisten dokter menjadi jurusan favorit dalam penyaluran kerja. Pemeringkatan yang dilakukan Forbes dilakukan berdasarkan peluang terbaik, tawaran gaji pada dekade berikutnya. Jurusan favorit lainnya adalah ilmu komputer. Jurusan ini diperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan sebesar 27 persen dengan gaji yang ditawarkan rata-rata USD111.000 per tahun. Di peringkat ketiga ada jurusan teknik sipil yang akan mengalami pertumbuhan sebesar 24 persen dan gaji rata-rata sebesar USD98.700 per tahun. Peringkat keempat adalah lulusan jurusan matematika. Para lulusan ini dijanjikan akan mendapatkan pertumbuhan permintaan sebesar 22 persen dengan gaji rata-rata sebesar USD96.900 per tahun.

Di peringkat berikutnya ada jurusan fisika yang peluang kerjanya diperkirakan akan meningkat 16 persen dengan gaji rata-rata USD110.000 per tahun. Selain merilis sejumlah jurusan terbaik, Forbes juga mengumumkan lima jurusan terbawah dari 30 jurusan yang disurvei. Peringkat terakhir ada jurusan keagamaan yang diperkirakan hanya mendapatkan gaji rata-rata sebesar USD54.200 per tahun dengan peningkatan permintaan sebesar 13 persen. Satu tingkat di atasnya adalah jurusan bahasa Inggris yang menawarkan gaji rata-rata USD61.700 per tahun dan pertumbuhan lowongan untuk jurusan ini hanya 9 persen.

Jurusan pendidikan berada di atas jurusan bahasa Inggris dan hanya mendapatkan permintaan sebesar 14 persen dengan gaji USD59.600 per tahun. Kemudian, jurusan konseling berada di urutan berikutnya (peringkat ke-27) yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan permintaan sebesar 17 persen dengan gaji rata-rata USD53.500 per tahun. Di peringkat ke-26 ada jurusan seni rupa yang hanya mengalami pertumbuhan permintaan sebesar 12 persen dengan gaji rata-rata USD63.900 per tahun. Pemeringkatan yang dikeluarkan Forbes ini tentu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi sejumlah kalangan di AS untuk menentukan jurusan yang akan mereka pilih saat kuliah sehingga ketika menamatkan pendidikan, mereka tidak kesulitan dalam melangkah mencari pekerjaan di tengah persaingan yang ketat.

Perpaduan antara peluang dan gaji yang ditawarkan memang selalu menjadi pertimbangan utama dalam menentukan jurusan. Apalagi di AS seseorang bisa melihat perbandingan gaji yang diterima berdasarkan profesi. Informasi ini disediakan situs payscale. Berdasarkan situs ini, ada 30 gelar master teratas yang menjadi tujuan para sarjana untuk melanjutkan pendidikan. Gaji terbesar didapatkan pekerja di bidang sarjana teknik elektro yaitu sebesar USD121.000 per tahun. Sedangkan terendah adalah bidang konseling yaitu hanya USD53.500 per tahun. Survei ini didasarkan atas gaji pekerja yang berusia 43 tahun atau memiliki pengalaman kerja selama 15 tahun. Fenomena mencari jurusan yang sesuai peluang kerja bukan hanya terjadi di AS melainkan juga di semua negara, termasuk Indonesia.

Tidak heran jika profesi yang banyak dicari dalam dunia kerja berbanding lurus dengan jumlah minat pada pendidikan yang berpeluang mengisi pekerjaan yang ditawarkan.


sumber: http://suar.okezone.com/read/2010/05/30/283/337577/283/membidik-jurusan-favorit

0 comments: